Kehidupan
yang semakin modern membawa dunia remaja turut larut di dalamnya.
Masa-masa pencarian jati diri yang kerap memunculkan rasa keingintahuan
dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadap sesuatu sehingga timbul
perilaku-perilaku unik sekaligus aneh pada diri kaum remaja. Persoalan
percintaan yang sering mengarah pada seks bebas, keputusasaan karena
ditinggal pacar, transaksi cinta, melawan orang tua yang katanya “demi
cinta”, aborsi. Kemudian, persoalan pergaulan tidak luput dari narkoba,
dugem, bergaya hidup mewah, serta persoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesori-aksesori nan mahal, ponsel canggih, make up
berlebihan adalah gambaran sebagian remaja saat ini. Tidak heran bila
kebanyakan remaja saat ini berlomba-lomba meniru gaya hidup para artis.
Mereka rela berkorban baik tenaga ataupun materi sekalipun. Para
selebritis lebih mereka kenal dari pada Nabi Muhammad Saw sebagai
teladan umat, mereka lebih menyukai musik-musik Barat daripada
mendengarkan dan membaca ayat-ayat Al-Quran. Remaja sering digambarkan
sebagai usia dimana manusia dapat ditolerir untuk melakukan banyak
pelanggaran terhadap norma baku masyarakat. Yang akhirnya tanpa pikir
panjang mereka bebas mencoba hal-hal yang cenderung negatif itu.
Apalagi, tersedia fasilitas yang mendukung kearah sana. Dengan adanya
kebebasan pers, media massa dengan bebasnya menerbitkan berita-berita
yang dapat memberi rangsangan negatif bagi perilaku remaja saat ini.
Media-media porno dengan bebasnya tersebar dimana-mana. Televisi
merupakan media yang memberikan akses yang besar terhadap perilaku
remaja.
Menurut
Asisten Sosial Ekonomi Pemerintah Kota Bogor, H. Indra M Rusli,
“Masalah–masalah yang saat ini berkembang di kalangan remaja di
antaranya, penyebaran narkoba, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan
dini, serta ancaman HIV-AIDS. Yang juga mencemaskan, 20 % remaja kita
ternyata sudah begitu akrab dengan rokok yang merupakan pintu masuk bagi
narkoba.”
Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor pengguna Narkoba Suntik
diperkirakan sudah mencapai 1.460 orang. Demikian pula kenyataan yang
terdapat pada lembaga-lembaga berwajib, sepanjang tahun 2005 ini
diketahui telah mengatasi dan menyelesaikan secara hukum 149 kasus
penyalagunaan narkoba, yang terdiri atas 97 kasus narkotika dan 52 kasus
psikotropika. Jumlah kasus tersebut, mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun sebelumnya karena pada tahun 2004, jumlah kasus
tersebut hanya mencapai 73 kasus. Sampai Maret 2007 tercatat 911 orang
pengguna narkoba yang terkontaminasi HIV/AIDS dan korban yang meninggal
mencapai 24 orang diantaranya terdapat balita.
Sebagian
besar korban penyalahgunaan NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat
Adiktif) tersebut adalah para remaja yang berusia sekitar 15-25 tahun,
dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai dari coba-coba, karena
solidaritas terhadap teman, sebagai pencarian identitas diri, atau pun
sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi.
Survai
“Center For Human Resources Studies And Development” Fisip Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, menyebutkan bahwa sebanyak 56,6 persen
remaja pria usia 15-19 tahun mengaku pernah menonton film porno dan 18,4
persen remaja putri mengaku pernah membaca buku porno. Yang lebih
menyedihkan lagi adalah dari survai “Yayasan Kita” dan “Buah Hati”,
dimana dari 1.705 responden di Jabodetabek (Jakarta Bogor, Tangerang,
Depok dan Bekasi) menyebutkan, pada tahun 2005 lebih dari 80 persen anak
berusia 9-12 tahun telah mengakses hal-hal yang berbau pornografi.
“Data itu menunjukkan sebagian besar anak atau sekitar 35 persen
mendapatkan materi pornografi di rental VCD dan internet, 25 persen dari
rumah sendiri dan 22 persen dari rumah teman.”
Berkaitan
dengan minat kegiatan remaja, bahwa mereka lebih senang hadir di
konser-konser musik, modern dance (MD), pertandingan basket dan
sepakbola, nge-net atau nge-game ketimbang hadir di rumah-rumah Allah
atau majelis-majelis ilmu. Mereka lebih senang hadir di tempat-tempat
dimana mereka dapat cari pasangan dan pacaran, ngegosip, ngerokok,
minum-minuman keras, tawuran, ataupun sekedar menghabiskan waktu di
air mancur, SURKEN (taman Suryakencana), taman peranginan, mal-mal,
billiard, bioskop, ataupun tempat ’nge-track’ motor ketimbang berada di
rumah Allah, surau-surau yang ada di sekitar lingkungan tempat mereka
tinggal, ataupun di tempat dimana mereka dapat mengembangkan potensi
mereka.
Apakah mereka merupakan generasi 1959 yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an ? ”Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.” (Q.S 19: 59) Apakah ini
akhir dunia dimana kesesatan dan kedzoliman telah tampak nyata, maksiat
durjana merajalela serta kebenaran dan keadilan tiada bersisa ?
Rasulullah Saw bersabda : “Akan tiba suatu zaman atas manusia dimana
perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka
hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks), dan
agama mereka adalah harta emas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah
yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi
Allah SWT.” (HR. Ad Dailami)
Tidak
dapat disangkal lagi, bahwa kualitas generasi muda merupakan cerminan
masa depan suatu bangsa. Suatu bangsa yang gagal membina generasi muda
-moral dan kapabilitas- akan menjadi bangsa pecundang di kemudian hari.
Apalah artinya kemajuan ekonomi, kecanggihan teknologi dan militer,
kepemimpinan atas dunia, sementara generasi mudanya sedemikian rusak
moralnya ?
Oleh
karena itu, kita patut peduli dan mengambil tanggung jawab secara
kolektif tanpa terkecuali. Para guru, Pembina agama, pemerintah, alumni,
sesama remaja, dan masyarakat harus bahu-membahu memberikan kontribusi
pembinaan remaja.
Kewajiban kita melaksanakan dakwah kepada mereka adalah tanggung jawab yang kelak akan Allah tanyakan langsung di akhirat. “Dan
(ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka
dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai
alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka
bertakwa.” (Q.S 7:164)
Kepada para remaja, Allah
sangat mencintai dan memberikan apresiasi yang besar kepada para remaja
yang mampu menghindarkan diri dari hal-hal negatif yang dapat membawa
kepada kehancuran serta mampu melakukan berbagai perbuatan baik
(prestasi) dalam hidupnya. Allah akan memberikan pahala yang besar
kepada para remaja yang mampu melakukan berbagai amal saleh. Pepatah
mengatakan, “Menabung kita di lumbung, saat paceklik kita tak bingung.”
Apa yang mampu dikerjakan di usia remaja adalah bagian dari investasi
yang akan dipetik keuntungannya kelak di usia senja. “Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S An-Nahl: 97)