Kamis, 06 Oktober 2011

DUNIA REMAJA



Kehidupan yang semakin modern membawa dunia remaja turut larut di dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang kerap memunculkan rasa keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadap sesuatu sehingga timbul perilaku-perilaku unik sekaligus aneh pada diri kaum remaja. Persoalan percintaan yang sering mengarah pada seks bebas, keputusasaan karena ditinggal pacar, transaksi cinta, melawan orang tua yang katanya “demi cinta”, aborsi. Kemudian, persoalan pergaulan tidak luput dari narkoba, dugem, bergaya hidup mewah, serta persoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesori-aksesori nan mahal, ponsel canggih, make up berlebihan adalah gambaran sebagian remaja saat ini. Tidak heran bila kebanyakan remaja saat ini berlomba-lomba meniru gaya hidup para artis. Mereka rela berkorban baik tenaga ataupun materi sekalipun. Para selebritis lebih mereka kenal dari pada Nabi Muhammad Saw sebagai teladan umat, mereka lebih menyukai musik-musik Barat daripada mendengarkan dan membaca ayat-ayat Al-Quran. Remaja sering digambarkan sebagai usia dimana manusia dapat ditolerir untuk melakukan banyak pelanggaran terhadap norma baku masyarakat. Yang akhirnya tanpa pikir panjang mereka bebas mencoba hal-hal yang cenderung negatif itu. Apalagi, tersedia fasilitas yang mendukung kearah sana. Dengan adanya kebebasan pers, media massa dengan bebasnya menerbitkan berita-berita yang dapat memberi rangsangan negatif bagi perilaku remaja saat ini. Media-media porno dengan bebasnya tersebar dimana-mana. Televisi merupakan media yang memberikan akses yang besar terhadap perilaku remaja.
Menurut Asisten Sosial Ekonomi Pemerintah Kota Bogor, H. Indra M Rusli, “Masalah–masalah yang saat ini berkembang di kalangan remaja di antaranya, penyebaran narkoba, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan dini, serta ancaman HIV-AIDS. Yang juga mencemaskan, 20 % remaja kita ternyata sudah begitu akrab dengan rokok yang merupakan pintu masuk bagi narkoba.”
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor pengguna Narkoba Suntik diperkirakan sudah mencapai 1.460 orang. Demikian pula kenyataan yang terdapat pada lembaga-lembaga berwajib, sepanjang tahun 2005 ini diketahui telah mengatasi dan menyelesaikan secara hukum 149 kasus penyalagunaan narkoba, yang terdiri atas 97 kasus narkotika dan 52 kasus psikotropika. Jumlah kasus tersebut, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya karena pada tahun 2004, jumlah kasus tersebut hanya mencapai 73 kasus. Sampai Maret 2007 tercatat 911 orang pengguna narkoba yang terkontaminasi HIV/AIDS dan korban yang meninggal mencapai 24 orang diantaranya terdapat balita.
Sebagian besar korban penyalahgunaan NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) tersebut adalah para remaja yang berusia sekitar 15-25 tahun, dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai dari coba-coba, karena solidaritas terhadap teman, sebagai pencarian identitas diri, atau pun sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi.
Survai “Center For Human Resources Studies And Development” Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, menyebutkan bahwa sebanyak 56,6 persen remaja pria usia 15-19 tahun mengaku pernah menonton film porno dan 18,4 persen remaja putri mengaku pernah membaca buku porno. Yang lebih menyedihkan lagi adalah dari survai “Yayasan Kita” dan “Buah Hati”, dimana dari 1.705 responden di Jabodetabek (Jakarta Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi) menyebutkan, pada tahun 2005 lebih dari 80 persen anak berusia 9-12 tahun telah mengakses hal-hal yang berbau pornografi. “Data itu menunjukkan sebagian besar anak atau sekitar 35 persen mendapatkan materi pornografi di rental VCD dan internet, 25 persen dari rumah sendiri dan 22 persen dari rumah teman.”
Berkaitan dengan minat kegiatan remaja, bahwa mereka lebih senang hadir di konser-konser musik, modern dance (MD), pertandingan basket dan sepakbola, nge-net atau nge-game ketimbang hadir di rumah-rumah Allah atau majelis-majelis ilmu. Mereka lebih senang hadir di tempat-tempat dimana mereka dapat cari pasangan dan pacaran, ngegosip, ngerokok, minum-minuman keras, tawuran, ataupun sekedar menghabiskan waktu  di air mancur, SURKEN (taman Suryakencana), taman peranginan, mal-mal, billiard, bioskop, ataupun tempat ’nge-track’ motor ketimbang berada di rumah Allah, surau-surau yang ada di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal, ataupun di tempat dimana mereka dapat mengembangkan potensi mereka.
Apakah mereka merupakan generasi 1959 yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an ? Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Q.S 19: 59) Apakah ini akhir dunia dimana kesesatan dan kedzoliman telah tampak nyata, maksiat durjana merajalela serta kebenaran dan keadilan tiada bersisa ? Rasulullah Saw bersabda : “Akan tiba suatu zaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks), dan agama mereka adalah harta emas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah SWT.” (HR. Ad Dailami)
Tidak dapat disangkal lagi, bahwa kualitas generasi muda merupakan cerminan masa depan suatu bangsa. Suatu bangsa yang gagal membina generasi muda -moral dan kapabilitas- akan menjadi bangsa pecundang di kemudian hari. Apalah artinya kemajuan ekonomi, kecanggihan teknologi dan militer, kepemimpinan atas dunia, sementara generasi mudanya sedemikian rusak moralnya ?
Oleh karena itu, kita patut peduli dan mengambil tanggung jawab secara kolektif tanpa terkecuali. Para guru, Pembina agama, pemerintah, alumni, sesama remaja, dan masyarakat harus bahu-membahu memberikan kontribusi pembinaan remaja.
Kewajiban kita melaksanakan dakwah kepada mereka adalah tanggung jawab yang kelak akan Allah tanyakan langsung di akhirat. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.” (Q.S 7:164)
Kepada para remaja, Allah sangat mencintai dan memberikan apresiasi yang besar kepada para remaja yang mampu menghindarkan diri dari hal-hal negatif yang dapat membawa kepada kehancuran serta mampu melakukan berbagai perbuatan baik (prestasi) dalam hidupnya. Allah akan memberikan pahala yang besar kepada para remaja yang mampu melakukan berbagai amal saleh. Pepatah mengatakan, “Menabung kita di lumbung, saat paceklik kita tak bingung.” Apa yang mampu dikerjakan di usia remaja adalah bagian dari investasi yang akan dipetik keuntungannya kelak di usia senja. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S An-Nahl: 97)

Remaja Sekarang



Remaja sekarang menurut saya jauh lebih banyak punya tantangan dibandingkan remaja zaman dulu. Tantangan yang seringkali tidak mereka sadari... Tantangan yang seringkali mereka anggap adalah suatu hal biasa bahkan hal yang membuat nyaman...

Bayangkan remaja zaman dahulu kala di Indonesia...
Hiburan cuman satu channel TV, itupun siarannya cuman malam hari, jam 7 malam jalanan sudah sangat sepi, tempat hiburan paling cuma di taman kota, jalanan ngga ada istilahnya macet, ikatan keluarga sangat kuat media komunikasi sangat terbatas.

Bandingkan dengan remaja zaman sekarang di perkotaan....
Seharian penuh dijubeli dengan puluhan siaran televisi, game online, internet, kehidupan metropolis, kemacetan dimana-mana, peran orangtua banyak digantikan oleh mbak di rumah, sex bebas, narkoba, tekanan sosial, ...

Kehidupan yang serba instan juga membuat remaja zaman sekarang adalah remaja yang punya mental yang kurang tahan banting apabila tidak mau dikatakan sebagai bermental "lembek", kurang daya juang, memilih jalan yang mudah. Ditambah dengan peran orangtua yang semakin berkurang. Teknologi informasi membuat komunikasi tradisional tergantikan oleh chatting dll.

Tidak dapat dipungkiri bahwa remaja sekarang adalah remaja yang kreatif dan punya cara pandang yang luas. Era komunikasi membuat jarak antar benua hanyalah sejauh jari tangan. Di kala orangtua mereka bahkan sering kesulitan dalam mengirim sms, remaja mereka sudah asyik surfing di dunia maya dengan orang dari berbagai benua.

Benarkah susah menjadi remaja zaman sekarang?
Sama dengan jawaban di atas, bisa iya, bisa juga tidak...
Teknologi informasi yang ada sekarang dapat memberi dampak positif dalam menjalin komunikasi. Banjir informasi dapat membuat remaja menjadi seorang pribadi yang smart.
Namun satu hal yang sangat penting yang seringkali terlupakan adalah pentingnya karakter seorang remaja. Apabila seorang remaja memiliki karakter dan prinsip yang kuat, hal itulah yang dapat membuatnya bertahan bahkan sukses dalam hidupnya.

Salah satu cara terbaik untuk mengukur karakter seseorang adalah pada saat ia mengalami tekanan. Oleh karena itu remaja harus memiliki nilai-nilai dan prinsip yang kuat. Sehingga apabila ia berada dalam tekanan lingkungan pergaulan dan terjangan arus globalisasi, hal tersebut dapat memberikan dampak positif dalam hidupnya.

Masa remaja adalah masa yang indah, sekaligus masa penuh petualangan. Apakah seorang remaja mau menjalani petualangannya dengan tawa atau air mata ? Pilihan ada di tangan setiap remaja

Rabu, 05 Oktober 2011

Perbedaan Remaja Zaman Dahulu dengan Zaman Sekarang

A. Kebudayaan Remaja Zaman Dulu

          Pada masa orang tua kita dulu, mereka diajari bagaimana bersikap dan bertutur kata. Seperti kebiasaan mencium tangan kepada orang yang lebih tua umurnya. Hal seperti ini sering diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Sampai sekarang pun masih banyak orang tua yang mengajarkan sopan santun, adapt istiadat serta tata cara bersikap yang baik. Hal-hal seperti ini akan berdampak positif bagi para remaja, seperti berikut :
  1. Tumbuhnya rasa hormat terhadap pada orang yang lebih tua dan kepada sesama remaja yang lainnya.
  2. Menjadikan remaja lebih maju dalam berpikir dan dapat bersikap lebih dewasa karena dari kebiasaan menghormati orang lain maka para remaja bisa bersikap lebih dewasa dalam berpikir.

B. Kebudayaan Remaja Zaman Sekrang

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu hand phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone yang berteknologi tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan handphone tersebut.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki jati diri?

Seperti contohnya pada kasus kecanduan Facebook atau FB. Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meski pun para facebookers banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negati facebook ini. Mungkin karena sudah kecanduan dengan yang namanya facebook. Tapi justru inilah yang berbahaya, yang tidak disadari. Oke buat kamu para remaja dan pelajar serta anak anak, kamu harus tahu apa saja dampak negatif dari facebook ini. Karena pengguna facebook di dominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun sebanyak 61,1%.